Seiring dengan meningkatnya hujan, maka awan-awan Cumulonimbus (Cu) melimpah ketersediaannya di atmosfer. Sel-sel awan ini dapat tumbuh besar yang dapat menghasilkan hujan deras disertai dengan petir dan angin kencang.
Pada Sabtu (31-1-2015) tercatat ada 3 orang tewas dan 5 orang luka-luka akibat disambar petir di Tasikmalaya, Bojonegoro, dan Sampang. Di Indihiang, Kab. Tasikmalaya, Jawa Barat 5 orang petani sedang berteduh di gubug sawah saat hujan deras disambar petir pada pukul 16.00 Wib. 2 orang (Dani Ahmad dan Yudit Herdiansyah) tewas seketika, sedangkan 3 orang (Wawan, Andi, Aceng) luka bakar serius.
Di Bojonegoro, sekitar pukul 12.00 Wib seorang petani (Mustakin, 58) yang sedang jalan kaki pulang dari sawahnya sambil membawa cangkul pada saat hujan gerimis kesambar petir. Korban jatuh tertelungkup di pematang sawah dan tewas di tempat. Kejadian di Dusun Tikung RT 05/RW 02 Desa Senganten, Kec. Gondang, Kab. Bojonegoro, Jawa Timur.
Sedangkan di Perairan Tanjung Bumi Bangkalan, Kec. Sampang, Kab Sampang Jawa Timur, 2 orang menderita luka bakar akibat disambar petir pada Sabtu (31-1-2015) pukul 07.00 Wib.
BPBD bersama Polri dan aparat telah melakukan penanganan. Korban tewas telah dimakamkan dan korban sakit dirawat di puskesmas dan rumah sakit.
Masyarakat dihimbau untuk waspada. Saat mendung atau mulai hujan hendaknya tidak berada di tempat terbuka seperti di sawah, lapangan, pantai, atau tempat-tempat terbuka yang tidak ada penangkal petir. Apalagi membawa barang logam. Petir adalah gejala elektrostatik yang terjadi akibat perpindahan elektron muatan negatif yang berada di bagian bawah awan menarik muatan listrik positif di atas tanah. Muatan listrik yang berbeda akan saling tarik menarik sedangkan yang sejenis akan tolak menolak. Itulah mengapa pada bangunan tinggi atau rumah dipasang penangkal petir untuk mencegah kerusakan akibat petir.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
0 Komentar untuk "WASPADAI ANCAMAN PETIR, 3 TEWAS DAN 5 LUKA"